SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PONDOK PESANTREN ABU DZARRIN
I. RIWAYAT BERDIRINYA PONDOK PESANTREN ABU DZARRIN
1.
Pada tanggal 25 September 1919 M. Pondok Pesantren Abu Dzarrin didukuh
kendal Sumbertlaseh
Dander Bojonegoro mulai dirintis dan didirikan oleh
seorang ulama` besar yang bernama K. Abu
Dzarrin. Bangunan yang ada
mulanya hanya berupa sebuah masjid, dan merupakan bangunan
yang sudah
tua yakni peninggalan seorang penghulu Bojonegoro yang bernama H. Umar,
sementara santri yang ada baru satu atau dua dari desa setempat dan
sekitarnya.
2. Tidak beberapa lama kemudian
oleh beliau didirikan
sebuah bangunan dari kayu jati yang
sederhana yang terdiri dari 7 kamar
sebagai tempat santri yang menetap. Namun semakin hari
santri semakin
meningkat perkembangannya dan hanya bangunan tersebutlah satu – satunya
bangunan yang pertama didirikan yakni pada tahun 1924 M.
3. Namun
pada tahun 1924 M. beliau terpaksa meninggalkan Pondok Pesantren yang
dirintis untuk
sementara waktu untuk menunaikan rukun islam yang ke – 5
yakni ibadah haji kebaitulloh yakni
Makkatul Mukarromah dan beliau
bermukim disana selama 2 tahun untuk belajar atau Istifadatil
Ilmu pada
guru & ulama` besar disana.
4. dan pada waktu beliau bermukim
diMakkah selama 2 tahun ( 1924 – 1926 ) yang memegang dan
mengelola
roda pendidikan para santri dipesantren adalah :
1. KH. Ma`sum ( seorang Na`ib diMantub Lamongan yakni saudara misan KH. Abu Dzarrin ).
2. KH. Basyir ( Penghulu Bojonegoro pada waktu itu ).
5.
Pada waktu beliau kembali dari tanah suci Makkah, maka semakin banyak
perkembangan santri
baik dari daerah bojonegoro maupun sekitarnya. Dan
tidak sedikit diantara para santri yang
dulunya pernah menjadi santri
beliau sewaktu beliau membantu mengajar di Pondok Pesantrennya
KH.
Kholil Bangkalan Madura kira – kira selama 3 tahun. Dan santri beliau
ketika membantu
mengajar di Pondok Pesantren Termas Pacitan dibawah
Kepengasuhan KH. Raden Dimyathi &
KH. Raden Makhfudz serta KH. Abu
Dzarrin menetap dipesantren tersebut kira – kira selama 6
tahun. Dengan
semakin tambahnya perkembangan para santri , sudah barang tentu bangunan
tersebut tidak memadai untuk menampung para santri, sehingga Beliau
berusaha untuk menambah
bangunan. Dan Alhamdulillah akhirnya terwujud 5
bangunan yang terdiri dari 15 kamar. Namun
demikian sekalipun sudah
terwujud bangunan yang baru akan masih juga belum memadahi untuk
menampung para santri karena mengalami perkembangan yang sangat pesatdan
tidak sedikit
sekali
santri yang datang dari luar daerah seperti Jawa
Timur sendiri, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa
Barat, Sumatera bahkan ada
dari luar negeri yakni Singapura sebanyak 5 Orang, dan jumlah
keseluruhan kira – kira sekitar 200 orang.
6. Pada tahun 1933 M.
Mulailah dirintis pendidikan formal yakni Madrasah mulai dari Kelas 0 (
Nol
) Besar untuk menampung anak – anak disekitar Pesantren dan selama
berjalan kurang lebih 3
tahun perkembangan Madrasah tersebut belum bisa
berkembang sesuai dengan yang diharapkan,
bahkan semakin hari mengalami
satu kemerosotan karena situasi setempat yang kurang
memungkinkan ,
sehingga untuk sementara waktu dibekukan / difakumkan.
7. Dan
pada Era Negara ini dijajah oleh Jepang, Pesantren mengalami suatu
kemunduran, karena tidak sedikit santri yang meninggalkan Pondok
Pesantren akibat situasi dan kondisi pada saat itu kurang menguntungkan
bagi keselamatan dan kehidupan para santri. Namun juga tidak sedikit
para santri yang masih menetap dan bertahan di pesantren untuk
meneruskan belajarnya sekalipun dalam keadaan yang sangat sulit dan
genting. Dan sekalipun situasi dan kondisi pada saat itu sangat rawan
dan penuh dengan kesulitan dan kekurangan , akan tetapi kegiatan dan
pendidikan di Pesantren tetap berjalan sebagaimana biasa, baik pengajian
umum maupun kegiatan – kegiatan lainnya.
8. Pada Era Revolusi
1945 M. Pondok Pesantren bukan hanya dihuni oleh para santri namun juga
menjadi tempat Alternatif oleh para pengungsi atau Gerilyawan para
Pejuang Kemerdekaan melawan Belanda. Pondok Prsantren juga dijadikan
Benteng Pertahanan Pejuang Kemerdekaan pada saat itu. Dan pada masa
Revolusi Pondok Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai pendidikan,
namun juga ikut andil yang sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) dari kekuasaan penjajah.
Bertambahnya pejuang – pejuang dari Pesantren adalah berkat pendidikan
yang ditanamkan oleh para ulama` dilibuk hati yang sangat dalam untuk
tetap mempertahankan misi yang diajarkan oleh Rosululloh SAW, yakni “
Cinta tanah air adalah merupakan sebagian dari pada iman “.
9.
Pada tahun 1947 M. oleh KH. Dimyathi Putra KH. Abu Dzarrin Madrasah yang
dulunya dibekukan atau diberhentikan sementara mulai diteruskan kembali
yakni pada saat itu dimulai dari Tingkat Madrasah Ibtida`iyah ( MI )
dengan nama Madrasah Salafiyah, dan saat itu baru menampung murid laki –
laki. Dan KH. Dimyathi berusaha keras untuk mengembangkan Madrasah
tersebut agar lebih maju dan berkembang dengan pesat. Akhirnya berkat
usaha keras dan keikhlasan hati beliau dalam memperjuangkan agama islam
akhirnya Madrasah tersebut semakin hari semakin berkembang dan semakin
maju yang sehingga sampai saat sekarang Madrasah tersebut tetap bertahan
dan semoga tetap abadi dan lestari sampai hari kiamat. Amin……… Dan pada
tahun 1947 M. Madrasah tersebut mendapat Pengesahan dan Piagam dari
Departemen Agama Republik Indonesia. Dan pada tahun 1978 M. Piagam
tersebut diperbaharui oleh Kepala Bidang Pendidikan Agama pada Kantor
Wilayah Departemen Agama Jawa Timur dengan Status Terdaftar serta
menggunakan Kurikulum Departemen Agama Republik Indonesia. Adapun
setelah dibukanya kembali Madrasah pada tahun 1947 M. Tempat para murid
belajar adalah pada sebuah bangunan kecil yang sangat sederhana ( Semi
Sempurna ) yang berukuran 7 X 8 M.dan terdiri dari 2 lokal sedangkan
sebagian murid yang lain menempati serambi masjid pada tahun 1959 M.
10.
Kemudian pada tahun 1953 M. Mulailah dirintis Madrasah Tsanawiyah ( MTs
) Oleh KH. Dimyathi Bin KH. Abu Dzarrin untuk menampung / melanjutkan
belajar para murid yang telah tamat belajar dari tingkat Ibtida`iyah
kependidikan yang lebih tinggi. Dan Alhamdulillah semakin hari semakin
meningkat, para siswa yang melanjutkan dimadrasah Tsanawiyah yang diberi
nama Madrasah Islam Salafiyah Roudlotul Ilmiyah ( MISRI ). Demikian
pula Madrasah Ibtida’iyah juga dirubah namanya sama dengan Madrasah
Tsanawiyah . dan untuk sementara saat itu juga hanya dapat menampung
putra yang ditempatkan dimasjid untuk sementara, karena belum punya
gedung yang resmi.
11. Pada tahun 1956 M. mengalami peningkatan
siswa yang tidak sedikit , sehingga gedung yang ada sudah ada tidak
dapat menampung dari sekian banyaknya siswa dan santri, maka masing –
masing terdiri dari 6 kamar yang salah satunya berada disamping kanan
masjid sekaligus sebagai perluasan serambi masjid yang terdiri dari 6
kamar lainnya hanya untuk tempat santri. Sekaligus untuk sekolah sedang
yang 6 kamar lainnya digunakan untuk santri , sehingga jumlah gedung
saat itu sebanyak 8 gedung yang terdiri dari 46 kamar ditambah sebuah
masjid dan gedung Madrasah kecil 2 lokal.
12. KH. Abu Dzarrin
selain mendidik dan mengajar para santri yang menetap diPesantren juga
mengadakan pengajian Rutin yang sifatnya umum untuk kaum dewasa atau
orang tua setiap hari selasa pagi untuk orang pria kurang lebih sekitar
200 orang. Sedangkan untk orang wanita pada hari selasa siang yang
kurang lebih sekitar 400 orang, dan juga pengajian rutin setiap selesai
solat Jum`at.
13. Pada hari kamis tanggal 5 juni 1958 M. KH. Abu
Dzarrin Dipanggil untuk menghadap Alloh SWT. ( Wafat ) yang pada saat
itu jumlah santri sekitar 300 santri yang menetap dipesantren. Sejak
saat itu Pengasuh dan Pengelola Pondok Pesantren diteruskan Oleh putra
laki – laki Beliau yang pertama yaitu KH. Dimyathi dan dibantu oleh
Putra keduanya yaitu KHA. Munir An. Dan sejak saat itu pula Pondok
Pesantren ini diberi nama Pondok Pesantren Abu Dzarrin untuk menghormati
dan mengingat jasa Beliau sebagai perintis dan pendiri Pondok
Pesantren.
14. Semenjak KH. Dimyathi menggantikan KH. Abu Dzarrin
beliau berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk lebih meningkatkan
pendidikan yang berada dipesantren atau yang berada di Madrasah yang
formal baik dari segi kwalitas maupun kwantitas pendidikan. Dan hal itu
dapat kita lihat dan kita rasakan dari perkembangan pendidikan pada masa
– masa berikutnya.
15. Pada tahun 1959 M. gedung asrama putri
yang sudah tua dan sudah tidak layak untuk dihuni dibongkar dan dibangun
kembali gedung yang baru yang terdiri dari 2 buah gedung asrama
bertingkat ( komplek kapas ). Serta dibangun pula musholla yang besar
bagi putra untuk jama`ah & belajar / mengaji oleh para santri putra
dan kaum pria dewasa. Dan saat ini bangunan musholla tersebut masih
abadi. Dan juga dibangun sebuah gedung tembok yang terdiri dari 12 lokal
termasuk ruang kantor madrasah.
16. Dan pada Tahun 1959 M.
beliau juga mendirikan 2 buah bangunan yang terdiri dari 12 kamar dan
sebuah musholla untuk Pondok Pesantren Abu Dzarrin Putri, dan pada saat
itu pula Pondok Pesantren Abu Dzarrin mulai menampung / mengelola serta
mengasuh santri putri dan sekaligus membuka dan mendirikan Madrasah
Putri baik tingkat Madrasah Ibtida`iyah ( MI ) maupun Madrasah
Tsanawiyah ( MTs ). Dan Alhamdulillah akhirnya banyak pula santri putri
yang menetap dipesantren atau yang nasuk madrasah.
17. Pada tahun
1960 M. KH. Ahmad Munir An. Sebagai pembantu Pengasuh Ponpes Abu
Dzarrin mendirikanMadrasah Mu`alimin Mu`alimat ( untuk Mendidik Calon
Guru ) 4 tahun.
18. Kemudian pada tahun 1970 M. Madrasah
Mu`alimin Mu`alimat dibubarkan sebagai gantinya didirikan Madrasah
Aliyah Baik Putra maupun Putri jurusan Agama dan pada tahun 1981 / 1982
M. ditambah juga jurusan IPS. Madrasah Aliyah ( MA ) – Madrasah
Tsanawiyah ( MTs ) – Madrasah Ibtida`iyah ( MI ) semua berstatus
terdaftar oleh Departemen Agama dan juga mendapat Bimbingan dan bantuan
Guru Negeri pada semua tingkatan dari Departemen Agama.
19. Pada
tahun 1974 M. KH. Dimyathi Adnan mendirikan sebuah gedung berukuran 44
M. X 8 M. yang terdiri dari 8 ruang termasuk ruang kantor untuk
menampung murid madrasah ysng semakin bertambah, namun juga masih belum
memadahi, sehingga sebagian siswa terpaksa masih ada yang menempati
gedung dorurot.
20. Pada permulaan tahun 1979 M. / 1980 M. mulai
dirintis Taman Pendidikan Kanak – Kanak ( namun saat itu masih taraf
persiapan ) sambil menunggu pembangunan gedung dan peralatan yang
dibutuhkan sebagai tempat belajarnya. Dan pada saat itu pula Madrasah
Aliyah ( MA ) – Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) – Madrasah Ibtida`iyah ( MI )
diberi nama Madrasah Abu Darrin sebab Madrasah tersebutmerupakan bagian
yang tak terpisahkan dengan Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Abu
Dzarrin.
21. Selanjutnya, mulai Tahun 1980 M. pembangunan fisik
dilaksanakan secara besar – besaran dan bertahap. Tahap yang pertama
direhabilitir beberapa gedung asrama yang sudah tua diantaranya ada yang
dibongkar total dengan mendirikan bangunan yang baru.
II. LEMBAGA – LEMBAGA YANG BERADA DALAM NAUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN ABU DZARRIN :
1. Pendidikan Formal
A. Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
B. Roudlotul Athfal ( RA )
C. Madrasah Ibtida`iyah ( MI )
D. Madrasah Tsanawiyah ( MTs )
E. Madrasah Aliyah ( MA )
F. Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) PP. Abu Dzarrin.
2. Pendidikan non Formal
A. MadrasahTakhasusiyah Al Dimyatiyah ( MTHA ). Dan progam tambahan :
I. WAJAR DIKDAS 9 Th. (Sederajat dg SMP/ MTs )
II. KEJAR PAKET C (Sederajat dg SMU / MA )
B. Madrasah Al Adnaaniyah ( MAN )
C. Jam`iyyah Thoriqoh Qodiriyah Wan Naqsabandiyah
D. Tahfidzul Qur`an
E. Pengajian kitab kuning dengan system sorogan /
wetonan untuk para Santri baik putra maupun putri.
F. Majlis Ta`lim ( pengajian bagi kaum tua ) dengan sistem kuliah.
G.
Bermacam – macam berbagai pendidikan keterampilan ( antara lain :
pertukangan, peternakan, perpustakaan, pramuka, bengkel ( montir ),
komputerisasi, DLL. )
Demikian sekilas geografi atau sejarah berdirinya Pon pes Abu Dzarrin.
Namun
sampai saat ini kalau kita perhatikan sudah semakin banyak sekali
perubahan dan perkembangan baik dalam segi kwalitas maupun kwantitas,
namun apabila sanpai saat ini masih belum bisa tertulis secara
terperinci , mudah – mudahan pada waktu yang akan datang dapat ditulis
dengan rinci sehingga semakin hari kita selalu dapat mengetahui
perkembangan pendidikan di Pondok pesantren Abu Dzarrin.
Dan
semoga amal dan jasa beliau yang telah merintis dan mendirikan
pendidikan ini merupakan amalan yang baik dan diterima disisi Alloh SWT.
Sehingga beliau diselamatkan dan diampuni semua dosa – dosanya , yang
akhirnya dimasukkan kedalam surga tempat nikmat & rohmat Alloh
dengan tanpa hisab. Amin…………
Kepada para Pengasuh, Keluarga
Ponpes Abu Dzarrin, Pengurus, Santri, Alumni, serta orang – orang yang
mengetahui secara pasti sejarah berdirinya Ponpes Abu Dzarrin Kendal,
bila ada kesalahan ataupun hal – hal yang tidak benar yang tidak sesuai
dengan semestinya , kami mohon dengan sangat atas saran dan pembetulan
yang sesuai dengan kenyataan yang ada & yang terjadi.
Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar